Saya tinggal di Pulau Besar Hawaii pada tahun 1990. Selama tahun itu Aadil Palkhivala sering mengunjungi Pulau Besar untuk mengajar lokakarya. Saya beruntung bisa bekerja dengannya beberapa kali dan sangat menghargai kedalaman praktik dan ajarannya. Ia mengajar salah satu bengkel di tempat yang biasanya menampung jungkir balik dan gulat, sehingga lantainya ditutupi matras olahraga. Aadil mengambil kesempatan itu untuk mengajak kami semua berlatih melompati lantai di Chaturanga Dandasana. Jika kita terjatuh, kita akan terjatuh di permukaan yang bagus dan lembut, sehingga prosesnya menjadi lebih aman dan lebih menyenangkan. Saya tidak menyangka bahwa praktik gila ini akan berubah menjadi pelajaran yoga dan rasa hormat.
Yoga dan Rasa Hormat: Menghindari Kecerobohan
Saya tahu saya harus sebisa mungkin tidak terkekang untuk “balapan” Chaturanga, jadi saya melepas hoodie saya, menggulungnya dan melemparkannya ke dinding. Aadil tiba-tiba berhenti menjelaskan apa yang akan kami lakukan dan menegurku karena sembarangan membuang kausku ke samping. “Kamu seorang guru,” katanya. “Anda perlu memberikan contoh kepada siswa Anda. Saat Anda dengan sembarangan melemparkan kaus Anda ke mana-mana, Anda menunjukkan kepada mereka bahwa kecerobohan itu tidak masalah.
Aku mengambil hoodie-ku, melipatnya dengan rapi dan meletakkannya dengan hati-hati di dinding. “Itu lebih baik!” dia berkata. Sejak saat itu, saya telah memperlakukan pakaian dan perlengkapan saya—dan sekarang hampir semua hal lain dalam kehidupan sehari-hari saya—dengan penuh perhatian.
Meskipun kadang-kadang saya terkekeh mengingat teguran Aadil, saya sebenarnya menanggapinya dengan cukup serius, dan masih melakukannya. Jika latihan yoga tidak menginspirasi saya untuk menjalani hidup dengan penuh perhatian, rasa hormat, dan perhatian, maka itu tidak berhasil.
Saya sangat berterima kasih atas peringatan Aadil. Meskipun saya merasa sedikit malu ketika ditanya tentang sesuatu yang saya pikir sepele, hal itu memberikan kesan yang telah mengubah cara hidup saya di dunia.
Berlatih, Mengajar, dan Hidup dengan Hormat
Baru-baru ini seorang teman bercerita kepada saya tentang pelatihan guru yang dia amati di sanggar tempatnya mengajar. Usai sesi, para peserta pelatihan memasukkan selimut, guling, dan balok yang selama ini mereka gunakan sembarangan ke dalam rak tempat penyimpanannya. Teman saya bertanya kepada pelatih guru apakah dia dapat menyadarkan peserta pelatihan akan pentingnya menyimpan alat peraga dengan rapi. Guru tetap sanggar memprioritaskan agar sanggar bersih, rapi dan siap untuk guru berikutnya. Pelatih guru mengabaikannya dan berkata, “Mereka fokus pada latihan mereka, bukan pada menjadi rapi!” Teman saya menjawab, “Tapi itu adalah Latihan.”
Dia benar. Banyak praktisi yoga berusaha untuk hidup berkelanjutan. Hal ini tidak hanya mencakup kesadaran akan apa dan berapa banyak yang kita konsumsi, namun juga apakah kita bertindak secara bertanggung jawab. Ketika kita hidup sembarangan, dalam arti sebenarnya, kita mengabaikan yama ahimsa (tidak merugikan) dan asteya (tidak mencuri). Ketika orang lain harus membereskan kekacauan yang kita tinggalkan, pada dasarnya kita “mencuri” waktu dan energi mereka.
Ajari Siswa Anda tentang Yoga dan Rasa Hormat
Saya ragu bahwa sebagian besar pelatih guru mendorong siswanya untuk ceroboh dalam memberikan instruksi, demonstrasi, dan bantuan fisik. Hal yang sama juga berlaku pada cara kita memperlakukan lingkungan fisik dan peralatan yang kita gunakan untuk mengajar dan hidup. Hal ini sama pentingnya dengan mempelajari pose, dan kemungkinan besar akan berdampak lebih luas pada apakah mereka sekadar menjadi instruktur pose atau suatu saat nanti berkembang menjadi guru yoga.
Saya belajar banyak dari Aadil saat saya masih di Hawaii. Namun sejauh ini, hal terpenting yang saya pelajari adalah pentingnya mencontohkan apa yang Anda ingin siswa Anda pelajari—menjalankan apa yang Anda katakan. Seorang guru dalam tradisi yoga bukan hanya orang yang dapat membujuk Anda melalui rangkaian yang mematikan. Seorang guru yoga adalah orang yang menapaki jalan yang mengarah ke arah kebijaksanaan, kebaikan, rasa hormat, kasih sayang, keaslian, dan ketenangan pikiran. Kehati-hatian saat Anda melipat hoodie, menyimpan alat peraga yoga, membantu siswa yoga Anda, merawat studio atau ruang keluarga Anda, dan memperlakukan keluarga dan teman Anda membuka jalan menuju perdamaian.